Lingkungan Sosial dan Budaya, dan Aspek-Aspeknya Termasuk Negosiasi
ASPEK DASAR BUDAYA
Bagi ahli antropologi dan sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang
dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Budaya termasuk kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide,
sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya. Seperti didefinisikan oleh seorang ahli
antropologi organisasi Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan kolektif dari
pikiran yang membedakan anggota tersebut dari satu kategori orang dengan orang
lainnya.
1. Pandangan Ahli Antropologi
Seperti diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The
Chrysanthemum and the Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat
seseorang , cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak mempunyai hubungan
dengan pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan dan opini
dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang
berhasil harus memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi
orang dalam melalui proses empati budaya.
2. Budaya Konteks Tinggi dan Rendah
Edward T. Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah
satu cara untuk memahami orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks
rendah, pesan nyata; kata-kata membawa sebagian besar informasi dalam
komunikasi. Dalam budaya konteks tinggi, tidak terlalu banyak informasi berada
dalam pesan verbal. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks tinggi lainnya
sangat menekankan pada nilai dan posisi atau kedudukan seseorang di masyarakat.
Dalam budaya ini, pinjaman dari bank lebih mungkin didasarkan pada siapa Anda
daripada analisis formal laporan keuangan. Dalam budaya konteks rendah seperti
Amerika Serikat, Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan informasi yang
jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakang, dan nilai-nilai.
Keputusan lebih didasarkan pada fakta dan angka dalam permintaan pinjaman.
3. Komunikasi dan Negosiasi
Jika bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi.
Misalnya, “ya” dan “tidak” dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara
Jepang dan Negara barat. Hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman.
Dalam bahasa inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah pertanyaan
didasarkan pada apakah jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa Jepang,
tidak demikian. Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang
membenarkan atau menolak pertanyaan tadi.
4. Perilaku Sosial
Ada sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang mempunyai arti yang
berbeda-beda di dalam budaya lain. Sebagai contoh, orang Amerika umumnya
menganggap tidak sopan jika makanan di atas piring membubung, membuat keributan
ketika sedang makan, dan bersendawa. Namun sejumlah masyarakat Cina merasa
bahwa merupakan hal yang sopan jika mengambil setiap porsi makanan yang
dihidangkan dan menunjukkan kepuasannya dengan bersendawa. Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan merugikan bagi
pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab Saudi, merupakan penghinaan
jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang kesehatan suami/istri.
5. Sosialisasi Antar-Budaya
Memahami suatu budaya berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan
alasan-alasan di balik perilaku-perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika
Serikat, bak mandi dan toilet mungkin berada dalam ruang yang sama. Orang
Amerika mengasumsikan bahwa ini adalah norma yang berlaku di dunia. Namun,
dalam beberapa budaya seperti Jepang, menganggap itu tidak higienis. Bahkan
budaya lain menganggap duduk di atas toilet duduk itu tidak higienis. Di banyak
budaya, penggunaan tisu toilet bukanlah norma mereka.
PENDEKATAN ANALISIS FAKTOR BUDAYA NEGOSIASI
Negosiasi adalah sebuah pendekatan yang
digunakan untuk mengelola atau menangani konflik yang ada di dalam
berbagai bidang dan konteks komunikasi yaitu komunikasi interpersonal
atau komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, komunikasi antar budaya, komunikasi lintas budaya,
komunikasi bisnis, komunikasi bisnis lintas budaya, dan komunikasi
internasional, dan komunikasi pemasaran.
Negosiasi merupakan salah satu bentuk manajemen konflik selain mediasi dan dialog. Negosiasi lebih menekankan pada adanya pertukaran usulan yang ditujukan untuk meminimalisir perbedaan akibat adanya ketidaksesuaian tujuan yang dialami para anggota dengan cara menciptakan sebuah kesepakatan. Umumnya, negosiasi dapat kita temui dalam berbagai bidang kehidupan seperti proses transaksi antara penjual dan pembeli, perjanjian bisnis, interaksi antara pihak manajemen dan buruh dalam sebuah perusahaan, hubungan pernikahan, situasi penyanderaan, kerusakan lingkungan, dan lain-lain.
NEGOSIASI
Negosiasi merupakan salah satu bentuk manajemen
konflik selain mediasi dan dialog. Negosiasi lebih menekankan pada adanya
pertukaran usulan yang ditujukan untuk meminimalisir perbedaan akibat adanya
ketidaksesuaian tujuan yang dialami para anggota dengan cara menciptakan sebuah
kesepakatan. Umumnya, negosiasi dapat kita temui dalam berbagai bidang
kehidupan seperti proses transaksi antara penjual dan pembeli, perjanjian
bisnis, interaksi antara pihak manajemen dan buruh dalam sebuah perusahaan,
hubungan pernikahan, situasi penyanderaan, kerusakan lingkungan, dan lain-lain.
JENIS-JENIS PRODUK
1.
Produk Konsumsi
Yaitu produk yang
digunakan oleh konsumen tingkat akhir, jadi konsumen membeli lalu digunakan
langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara umum produk yang sering di konsumsi
masyarakat digolongkan menjadi tiga bagian diantaranya:
·
Produk kebutuhan sehari-hari.
·
Produk belanjaan.
·
Produk khusus.
2.
Produk Industri
Yaitu produk yang
dibeli oleh produsen atau perusahaan, yang nantinya akan dijual kembali atau
digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi sehingga menghasilkan barang
lain. Jadi intinya barang/produk industri digunakan untuk proses produksi,
diantaranya yaitu:
·
Materials and parts “bahan baku dan suku
cadang”
·
Capital items “barang modal”
·
Supplies and services “perlengkapan dan
layanan bisnis”
Yaitu produk yang
dibeli oleh produsen atau perusahaan, yang nantinya akan dijual kembali atau digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi sehingga menghasilkan barang
lain. Jadi intinya barang/produk industri digunakan untuk proses produksi,
diantaranya yaitu:
·
Materials and parts “bahan baku dan suku
cadang”
·
Capital items “barang modal”
·
Supplies and services “perlengkapan dan
layanan bisnis”
Referensi :
http://gityamaajidug.blogspot.com/2019/10/lingkungan-sosial-budaya-terhadap.html
https://naufalrizfa.wordpress.com/2018/11/09/lingkungan-sosial-budaya-dan-aspek-aspeknya-serta contoh-kasus-yang-terjadi-di-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar